Pada suatu kali, seorang anak lelaki sedang bermain di luar rumah dan menemukan seekor ulat bulu yang menakjubkan. Dengan hati - hati ia memungutnya dan membawanya pulang untuk diperlihatkan kepada ibunya. Ia menanyakan kepada ibunya, apakah ia boleh memelihara ulat bulu itu, dan ibunya mengizinkannya.
Kemudian ibunya memberikan sebuah wadah besar kepada anaknya dan memasukkan tanaman untuk makanan ulai itu, dan sebuah kayu tempat memanjat dalam wadah tersebut. Setiap hari ia mengamati ulat bulu itu dan membawakan tanaman baru untuk makanan
Pada suatu hari, ulat bulu memanjat kayu dan mulai bersikap aneh. Dengan cemas, anak lelaki itu memanggil ibunya, ibunya menjelaskan kepada anaknya bahwa ulat bulu itu sedang mengalami proses metamorfosis menjadi kepompong yang nantinya akan berubah menjadi seekor kupu-kupu.
Anak laki-laki tersebut kegirangan mendengar tentang proses perubahan yang akan dialami ulat bulu itu. Ia mengamati setiap hari, menantikan kemunculan kupu-kupu. Pada suatu hari tampaklah sebuah lubang kecil pada kepompong tersebut dan kupu-kupu mulai berjuang untuk keluar.
Pada mulanya anak itu kegirangan, tetapi segera berubah prihatin melihat perjuangan kupu-kupu untuk keluar dari lubang tersebut. Karena prihatin, anak itu memutuskan untuk menolong, ia berlari untuk mengambil gunting lalu kembali ke tempatnya dan menggunting kepompong tersebut agar lubangnya lebih besar.
Ketika kupu-kupu keluar, anak tersebut terkejut karena tubuh kupu-kupu sangat besar, sedangkan sayap-sayapnya ciut dan keriput. Anak itu terus mengamati kupu-kupu sambil berharap sayap-sayap kupu-kupu itu akan mengering, membesar dan berkembang untuk menopang tubuhnya yang besar. Akan tetapi, hal itu tak pernah terjadi. Kupu-kupu itu menghabiskan seumur hidupnya merayap dengan tubuh bengkak dan sayap- sayap yang ciut dan keriput dan tak pernah bisa terbang.
Akhirnya ibunya mengajaaknya menemui seorang ilmuwan, ia mengetahuii ternyata kupu-kupu seharusnya memaang berjuang untuk menerobos lubang yang kecil pada kepompongnya yang akan mendorong cairan dari tubunya ke dalam sayap-sayapnya. Tanpa perjuangan, kupu-kupu tidak akan pernah terbang. Ternyata niat baik anaak tersebut justru merugikan kupu-kupu itu.